Peran Guru Penggerak Dalam Kurikulum Merdeka Belajar
Zaman terus berkembang dan teknologi berkembang pesat di
segala bidang kehidupan. Termasuk dalam dunia pendidikan yang saat ini sedang
menghadapi tantangan kemajuan teknologi dalam pembelajaran. Era Evolusi
Industri 4.0 dan Society 5.0 telah
berdampak pada segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Saat ini kemajuan
teknologi semakin memudahkan dalam mencari sumber belajar. Namun perlu
ditegaskan bahwa perubahan tersebut tidak berarti peran guru akan digantikan
oleh teknologi maju. Guru manusia memiliki karakteristik unik di kelas dan
dapat memberikan kesan unik pada siswa yang tidak dapat diberikan oleh
teknologi. Perkembangan teknologi yang pesat ini tidak dapat menggantikan peran
guru di dalam kelas, namun akan menjadi bumerang jika guru tidak menguasainya.
Oleh karena itu, guru perlu terus mengikuti perkembangan teknologi agar
siswanya tidak ketinggalan dalam pemanfaatan dan pemanfaatan teknologi. Di sisi
lain, karena guru mempunyai kemampuan belajar dan memanfaatkan teknologi, maka
guru dapat membimbing siswanya dalam memanfaatkan teknologi, khususnya dalam
proses pembelajaran.
Guru penggerak merupakan rangkaian dari penyelenggaraan
kurikulum merdeka belajar yang diluncurkan oleh Kemendikbud dan dijalankan oleh
Ditjen GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan, bertujuan untuk menciptakan pemimpin
pendidikan Indonesia yang dapat menjadikan siswa berperan aktif dan mampu
mengajak guru lainnya untuk melakukan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Dengan Sinergi kurikulum mengemudi, instruktur mengemudi, dan persyaratan era
4.0 akan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Penciptaan instruktur
mengemudi merupakan upaya untuk mengembangkan calon kepala sekolah yang
berkualitas dan mampu mendorong perubahan sekolah.
Penyelenggaraan Program Pendidikan Guru Mengemudi (PPGP)
berbasis komunitas praktik, pembelajaran sosial emosional, pembelajaran
terdiferensiasi, dan kompetensi kepemimpinan pembelajaran yang terdiri dari
kompetensi yang dapat menunjang aktualisasi diri dan persekolahan. Aktualisasi
diri, hadirnya kebebasan berpikir dalam diri instruktur penggerak, dimaknai
sebagai hasil evaluasi dasar terhadap perubahan, munculnya kebebasan berpikir,
dan terwujudnya sikap terbuka.
Instruktur mengemudi harus mempunyai sikap visioner untuk
mengembangkan dan memaksimalkan pembelajaran. Sama pentingnya adalah bahwa guru
itu berkualitas. Karena melalui gurulah akan lahir generasi penerus bangsa yang
kelak memiliki sumber daya manusia kelas dunia. Oleh karena itu, tugas guru
sulit dalam praktiknya, karena ia bertanggung jawab untuk menggali potensi
siswa, yang dapat ditemukan jika guru melakukan inovasi dalam proses
pembelajaran. Selain penyediaan materi, kita juga membutuhkan kemampuan untuk
mendorong inovasi dan menciptakan perubahan. Guru juga perlu mempelajari bahasa
asing seperti bahasa Inggris dan melakukan refleksi sambil belajar. Hal ini
penting karena berkaitan dengan kualitas guru21. Kualitas seorang guru juga
ditentukan oleh sejauh mana guru tersebut memiliki tingkat kreativitas dan
inovasi serta mampu berkolaborasi dan berkolaborasi dengan rekan sejawatnya.
Siswa, orang tua, dan masyarakat bekerja sama untuk mencapai hasil lulusan yang
memenuhi tuntutan kemajuan modern. Atas dasar tersebut, dengan lahirnya
kurikulum belajar mandiri yang hadir seiring dengan peningkatan kualitas guru
melalui mengemudi, program guru berharap guru penggerak dapat menjadi agen
perubahan dengan cara sebagai berikut:
Pertama, instruktur mengemudi menjadi
pemimpin pembelajaran. Inilah trilogi yang dirintis oleh Ki Hajar Dewantara,
yaitu 'Ing Ngarso Sun Tulodo' yang contohnya sudah diberikan tadi, 'Ing Madhya
Mangun Karso' bagian tengah yang memberi motivasi; dan artinya konsisten dengan
"Duri". Handagaya”. Motivasi/dorongan di belakang. Kurikulum dapat
diibaratkan seperti scaffolding sebuah bangunan, sehingga pada titik ini guru diberikan
kebebasan untuk melengkapi dan mendesain scaffolding sesuai dengan kebutuhannya
(dalam hal ini siswa). Selalu inovatif dan temukan cara yang tepat untuk
memaksimalkan potensi siswa Anda.
Kedua, memotivasi guru dapat memobilisasi
komunitas praktisi. Tentu saja penting bagi kita untuk terus mengembangkan
diri, karena zaman selalu berubah dan keterampilan kita perlu ditingkatkan.
Memiliki motivasi yang tinggi untuk mengubah lingkungan. Inisiatif yang mungkin
dilakukan adalah menghadiri konferensi MGMP untuk berbagi pengetahuan dan
pemecahan masalah mengenai topik tertentu.
Ketiga, instruktur mengemudi menjadi
instruktur bagi guru lainnya. Guru penggerak hendaknya bersedia berbagi
pengalaman keberhasilan praktik pembelajaran dan belajar dari guru lain sebagai
acuan untuk optimalisasi pembelajaran lebih lanjut.
Keempat, membina kolaborasi antar guru.
Tanpa mereka, peningkatan mutu pendidikan tidak mungkin dilakukan Kerjasama
dari semua pihak. Artinya, instruktur mengemudi perlu menciptakan ruang diskusi
positif dengan pemangku kepentingan, orang tua, dan masyarakat untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kelima, mewujudkan kepemimpinan mahasiswa.
Seiring dengan kurikulum belajar mandiri yang mendorong siswa untuk belajar
mandiri, kami mengembangkan motivasi dan kepribadian siswa melalui pembelajaran
yang menyenangkan.
Kurikulum pembelajaran mandiri mendorong guru dan siswa untuk
berpikir bebas dalam pembelajarannya. Landasannya adalah terciptanya lingkungan
belajar yang nyaman tanpa batasan desain pembelajaran. Lebih lanjut, mengenai
penggunaan istilah ``instruktur mengemudi'' yang muncul bersamaan dengan ``kurikulum
pembelajaran mandiri'', perlu diperjelas bahwa tidak ada perbedaan mendasar
antara instruktur mengemudi dan staf pengajar biasa. Mereka berperan dalam
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga siswa tertarik dan senang
belajar. Namun instruktur mengemudi dituntut tidak hanya menjadi pemimpin dalam
pembelajaran, namun juga menguasai teknik pembelajaran dan senantiasa melakukan
refleksi untuk meningkatkan pembelajarannya. Hal ini berpengaruh terhadap
peningkatan prestasi mahasiswa dan menumbuhkan berkembangnya mahasiswa yang
mampu berpikir kritis dan kreatif serta tumbuh menjadi individu yang berdaya
saing di dunia kerja.
0 comments:
Posting Komentar