![]() |
Sumber Gambar: rise.smeru.or.id/id/blog/ |
Sulit
tidak akan pernah hilang dan akan selalu ada. Seorang guru harus tahu bagaimana
bahan pembelajaran disampaikan saat mengajar dan guru harus mampu menguasai
bahan pembelajaran. Guru ini mengalami kesulitan karena mereka akan mengajar
suatu kelompok siswa, bukan hanya seorang individu. Kelompok siswa ini pasti
memiliki karakteristik unik. Setiap siswa menghadapi kesulitan saat belajar.
Menurut Mulyadi (2010), kesulitan belajar adalah kondisi yang umum terjadi
selama proses pembelajaran dan ditandai dengan tantangan yang dihadapi siswa
dalam mencapai hasil belajar yang diinginkan.
Intelektual,
psikologi, dan biologis adalah tiga faktor yang dapat membedakan siswa yang
berbeda. Dalam hal aspek psikologi, anak-anak yang masih di kelas bawah (kelas
1-3) kadang-kadang merasa takut untuk pergi ke sekolah. Ini mungkin karena
mereka takut bertemu guru yang keras atau galak atau karena mereka takut
memikul tugas yang sulit di sekolah.
Pada
tahap awal, sebagai seorang guru, mereka harus mendekati anak tersebut dan
mulai bertanya tentang alasan mengapa dia secara bertahap merasa takut untuk
pergi ke sekolah. Hal ini harus dilakukan sampai guru dan anak tersebut dapat
mengetahui alasannya sehingga mereka dapat berkomunikasi secara terbuka.
Setelah mengetahui alasannya, guru dapat mencari solusi agar anak tersebut
dapat kembali ke sekolah dengan rajin dan dapat mengikuti proses pembelajaan.
Tidak hanya pendidik yang memainkan peran penting dalam bidang psikologi,
tetapi orang tua juga memainkan peran penting dalam bidang ini.
Ahmadi
(2013) menyatakan bahwa alasan anak takut pergi ke sekolah adalah kesulitan
belajar. Sulit belajar dapat berasal dari dua sumber, yaitu faktor intern dan
eksternal. Kedua faktor ini akan menghalangi siswa untuk mencapai hasil
belajar.
sebagai
hasilnya, dalam proses menghasilkan generasi yang unggul. Orang tua dan guru
juga memiliki peran penting. Ada sejumlah variabel yang dapat memengaruhi cara
guru mengelola pembelajaran di kelas. Interaksi belajar mengajar yang baik
terjadi antara guru dan murid, serta antara murid dan guru. Namun, pengelolaan
kelas yang baik tidak selalu bertahan lama karena situasi yang tidak menentu,
yang menyebabkan gangguan yang tidak diinginkan baik di dalam maupun di luar
kelas. Guru tidak dapat mencegah hal ini karena hal ini dikehendaki di luar
kemampuan mereka, yaitu kendala yang muncul dari pengelolaan kelas secara
spontan.
Setelah
kejadian tersebut, guru harus mampu mendorong siswa untuk mempertahankan tugas
mereka, dan siswa harus mempertahankan tugas yang diberikan oleh guru. Karena
itu, seorang guru harus mampu mengembangkan metode pembelajaran yang berbeda.
Ketika siswa menggunakan alat bantu, seperti media pandang, media baca, dan
media dengar, antara lain, media pembelajaran harus digunakan secara efektif
oleh guru. Guru harus menggunakan media ini dengan tujuan untuk mengendalikan
dan mengubah lingkungan kelas.
Meningkatkan
mutu pendidikan dapat tercapai apabila proses belajar mengajar di kelas dapat
dilaksanakan dengan efektif dan berguna tanpa adanya suatu gangguan. Maka dari
itu sebagai seorang guru sudah seharusnya mampu untuk meningkatkan perannya
sebagai guru dan juga kompetensi yang guru miliki. sebagai seorang guru yang
kompeten maka akan lebih mampu untuk menciptakan suatu lingkungan belajar yang
efektif dan mampu untuk mengelola kelasnya agar hasil dari belajar peserta
didik akan lebih optimal. Karena pengelolaan kelas yang efektif merupakan suatu
syarat agar dapat terjadinya suatu proses pembelajaran yang lebih efektif.
Proses
komunikasi yang baik harus ada selama kegiatan pembelajaran, dan sebagai
seorang guru, kita harus mampu berkomunikasi dengan baik. Guru memiliki
tanggung jawab untuk menyampaikan pesan pendidikan kepada penerima, yaitu
siswa. Mereka harus memastikan bahwa pesan tersebut diterima dengan baik oleh
siswa. Komunikasi adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan, yang
dikenal sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran ini adalah bagian dari
lingkungan peserta didik yang dimaksudkan untuk meningkatkan pembelajaran
mereka, baik di sekolah maupun di rumah, dengan mendorong mereka untuk
berpikir, berperasaan, dan mendapatkan perhatian yang lebih besar. Hal ini
dilakukan untuk memastikan bahwa siswa dapat mencapai tujuan akademik.
Sumber:
Psikologi
Pendidikan oleh Irham dan Wiyani (2013) diterbitkan oleh Ar-Ruzz Media di
Yogyakarta.
Mulyadi
(2010) mendefinisikan kesulitan belajar dan menawarkan bimbingan untuk
kesulitan belajar khusus. Nuha Litera, Yogyakarta
0 comments:
Posting Komentar